Rabu, 22 Januari 2014

Cerpen (kejadian yang tidak terduga)

Cerpen (kejadian yang tidak terduga)

Pada saat itu, sedang ada sebuah pertunjukkan musik yang ada di sekolahku. Pertunjukkan tentang musik Indonesia. Karena hari ini bertepatan dengan tanggal 17 Agustus, hari kemerdekaan Indonesia. Penampilan yang diadakan di sekolahku cukup meriah. Ada yang membawakan marawis, musik pop, musik daerah dan musik nusantara. Aku dan temanku menonton pertunjukkan itu.

Ketika waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Menghilangkan kerumunan penonton pertunjukkan. Aku dan temanku juga kebasahan. Soalnya hujan mainnya keroyokan.
Aku dan temanku pulang sekolah, pada saat itu untuk menunjukkan pukul dua siang. Kami berdua berjalan melewati panasnya terik matahari. Tiba-tiba ada mobil yang menabrak seorang pengendara motor. Pada saat itu jalanan masih sepi. Jadi hanya kami berdua saksi yang melihat kejadian itu.
Orang di mobil itu meninggalkan selembar kertas. Lalu, kami menghampiri orang yang tertabrak itu. Dan juga kami melihat tulisan apa yang ada di selembar kertas itu. Tulisannya berbunyi, “Dari geng ikan nila” ketika melihat tulisan itu, aku kaget. Ternyata mobil yang menabrak pengendara motor itu, adalah geng ikan nila, yaitu geng yang paling berbahaya di kawasan ini

Aku lalu menelepon ambulan. Kemudian ambulan datang dan membawa si pengendara motor itu. Aku dan temanku, kami berdua lalu mencari tahu tentang geng ikan nila itu. Tiba-tiba dari belakang muncul 2 mobil berwarna hitam. Kemudian dari mobil itu turun orang-orang yang memakai topeng berwarna hitam. Mereka lalu menculik kami berdua.
Aku dibawa ke sebuah tempat. Ketika mataku terbuka, terlihat banyak kado dan juga ada kue ulang tahun. Orang-orang yang bertopeng hitam itu mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku. Kemudian mereka membuka topeng itu. Terlihat wajah-wajah yang sudah lama kukenal, ada ayah dan ibuku, pamanku, dan juga banyak teman-temanku.
Ternyata semua rencana ini telah disiapkan semua oleh teman-temanku. Katanya biar surprise. Tapi yang membuatku bingung adalah teman yang berada di sebelahku dimasukkan ke mobil hitam yang satu lagi. Ternyata, cuma ada satu mobil untuk menjebak kami berdua. Semua yang ada di ruangan itu kebingungan, karena mereka hanya menyiapkan satu mobil saja. Lalu dimana temanku?

Cerpen (mistis dan kutukan)

Cerpen (mistis dan kutukan)
Saya mengenal Bernard Batubara sebagai penulis puisi. Sekitar tahun 2010, saya membaca blognya dan menyukai puisipuisinya yang meresap ketika dibaca, tanpa harus memahami kata atau struktur kalimat yang rumit. Sebagai penyair muda, Bara punya kepercayaan diri yang kuat dalam katakata yang dipilihnya. Hal ini membuat puisipuisi Bara menjadi enak dibaca tanpa perlu bumbu yang berlebihan pada kalimatnya.

Sedikit kaget, tahun 2011, saya mendengar Bara menulis novel yaitu Radio Galau FM: Frekuensi Patah Hati dan Cinta yang Kandas. Namun, saya baru sempat membaca tulisan panjang Bara yang terbit tahun 2012 yaitu Kata Hati.

Di novel Kata Hati, saya melihat Bernard Batubara yang lain. Konflik percintaan remaja dengan plotplot yang tidak terlalu mengesankan, membuat saya berpikir bahwa Bara menurunkan levelnya dalam penulisan ini. Kata Hati tentu saja bukan bacaan yang buruk. Sebagai bacaan remaja dia layak untuk dibaca. Beberapa percakapan di novel tersebut cukup menarik. Satu yang menjadi concern saya buat Bara, justru pada kegenitannya menyusun kata yang layak kutip sepanjang novel.

Tahun ini, Bara kembali meramaikan dunia perbukuan dengan menerbitkan kumpulan cerpen yang berjudul Milana. Ini bukan hal mengejutkan mengingat saya tahu Bara juga menulis cerpen di blognya. Saya suka dengan cerpen Kemenangan Apuk yang Bara tulis untuk kumpulan cerpen Singgah. Karenanya, sejak dikabarkan Bara bahwa dia sedang membuat kumpulan cerpen ini, saya menunggu Milana keluar.

Kumpulan cerpen Milana dikemas dengan cukup apik. Ilustrasi dan warna covernya menarik, klasik namun tidak ketinggalan zaman. Mengingat dua kali saya dikecewakan secara fisik oleh kumpulan cerpen terbitan Gramedia (Perempuan yang Melukis Hujan dan Kukila), Milana nampak dibuat dengan konsep yang lebih matang. Pemilihan hurufnya lebih bijaksana, tidak kelihatan dibuat dengan ukuran besar untuk memenuhi halaman seperti dua kumpulan cerpen yang sebelumnya saya sebutkan.

Dengan 15 cerpen di Milana, Bernard Batubara cukup mengejutkan saya. Tujuh cerpen yang ditulisnya mengangkat tema yang agak berbeda dari tulisantulisan Bara biasanya. Entah saya baru melihat sisi lain Bara atau memang dia sedang mencoba mengeksplor tema baru, 7 cerpen yang saya akan bahas ini mengangkat halhal gaib, mistis atau berbau kutukan. Bara nampak tertarik mencipta mitos masyarakat pada ceritaceritanya.

Cerita Milana yang diletakan di akhir kumpulan cerpen adalah yang paling menarik buat saya. Usai membaca cerpen ini, saya cukup terhenyak mengingat Jembrana bukanlah lokasi yang fiksi. Bara membuat mitos terhadap Jembrana. Kutukan kematian berantai untuk lakilaki dan perempuan yang berkenalan kala menatap senja di Jembrana. Sayang, plot mengenai lelaki perekam senja yang mengawali kutukan ini terlalu kasar. Buat saya judul Senja di Jembrana juga lebih menarik dan representatif untuk cerpen ini ketimbang Milana yang sebenarnya tidak perlu menjadi tokoh sentral dalam menciptakan mitos di cerita ini.

Cerpen Cermin adalah cerita tentang kutukan yang lain. Sebuah cermin yang menghisap jiwa orang yang bercermin di sana. Bagaimana kegilaan terhadap fisik yang sempurna membuat Wono dan Maila terkena kutukan buruk rupa dari cermin tersebut. Tapi kutukan cermin ini bukan hal baru, Bara pun mengemasnya dalam setting lama, sehingga mitos yang ingin dilahirkan di cerita ini kurang mengesankan.

Pintu yang Tak Terkunci cukup membuat merinding pada beberapa deskripsinya. Awalnya saya mengira cerpen ini tentang rumah berhantu. Namun di bagian akhir cerita, saya melihat Bara menuliskan cerita ini sebagai metafor atas kegaiban hidup dan mati. Pengetuk pintu adalah dia yang hendak mengambil jiwamu.

Di cerpen Jung, Bara mengangkat mitos tentang anak laki dan perempuan yang lahir kembar. Entah ini mitos di mana, yang jelas memang bisa menjadi konflik yang menarik sekali untuk sebuah cerita. Sayangnya, Bara nampak terburuburu menulis cerpen ini. Kisah yang lebih panjang mungkin akan membuat mitos mengerikan ini menjadi lebih utuh dan mengejutkan.

Lain lagi di cerpen Tikungan. Di cerpen ini Bara menuliskan tentang dunia gaib yang memainkan peranan atas rentetan kecelakaan di sebuah Tikungan. Kejadian demi kejadian membuat tikungan di cerita ini menjadi keramat. Meski tidak terlalu suka dengan cara Bara menutup, namun mitos yang hendak dihidupkan di cerpen ini cukup berhasil. Tikungan menjadi cerpen kedua yang saya suka di kumpulan cerpen ini setelah Milana.

Cerpen Gua Maria dikemas dengan gaya cerita horor lama. Di cerpen ini Bara menjadikan kolam renang Gua Maria menjadi tempat yang mistis oleh kasus bunuh diri. Sebenarnya ceritanya mirip seperti asal mula hantu semacam kuntilanak atau si manis jembatan Ancol, namun fokus cerita pada kisah Suhanah dan Wanto membuat kengerian dari mitos kolam renang Gua Maria tidak terlalu hidup di bagian akhir.


Yang terakhir, Lelaki Berpayung dan Gadis yang Mencintai Hujan tidak terlalu mistis. Pertemuan seorang lelaki dengan gadis tak dikenal yang senang bermain hujan. Entah kenapa tibatiba gadis itu mengidap leukimia, yang jelas pertemuan dengan gadis kecil berikutnya yang mengajak lelaki itu menari menimbulkan korelasi yang gaib dengan gadis tak dikenal sebelumnya. Saya kurang terlalu menangkap arah fokus cerita ini.

Delapan cerpen lainnya tentu saja bertema cinta. Yang paling saya suka adalah Beberapa Adegan Yang Tersembunyi di pagi hari. Di cerpen ini Bara lebih mirip berpuisi daripada menulis cerpen. Selebihnya Lukisan Kali dan Pohon Tua, Malaikat, Surat untuk Fa, Semalam Bersama Diana Krall,  Semangkuk Bubur Cikini dan Sepiring Red Velvet cukup menyenangkan untuk dibaca namun kurang mengesankan buat saya.

Cerpen (Pahlawan kecilku)

Cerpen (pahlawan kecilku)
Matahari mulai menampakan sinarnya.. Rembulan hilang pergi atas kehendakNya… Semilir angin pagi pun membangunkanku
dari lelapnya tidur yang membuat badanku berhenti sejenak dari berbagai aktivitas yang telah aku lakukan sepanjang hari menjelang… Jendela kamar yang terbuka seakan mengundang sayup-sayup angin pagi lengkap dengan kicauan burung yang sesekali hinggap dan terbang di atas genting kamarku.
Pemikiranku hilang melayang terbang, entah apa yang akan aku gapai di keheningan pagi yang membuat mataku sudah tak ingin terpejam kembali, namun badanku yang lelah ini seakan berat untuk aku beranjak dari tempat tidurku…
Di sebrang balkon kamarku, aku melihat ada seorang anak kecil yang mungkin akan menginjak remaja, duduk termenung sendiri di balkon jendela kamarnya, yang ku lihat saat itu raut wajahnya memancarkan kesedihan yang teramat dalam, tak ada satu titik pun cahaya kegembiraan yang terlukis dalam wajahnya, entah musibah apa yang telah menimpa dia.
Matahari tepat berada di atas kepala, itu menandakan bahwa hari menjelang siang. Seharian aku hanya diam duduk di kamar dengan melihat seorang anak remaja itu. Sesekali aku melamun tak sadar akan keadaan yang ada di sekelilingku, tapi sesekali akupun mendengar keadaan di koridor rumahku yang letaknya tidak jauh dari ruang kamar tidurku. Yang ku dengar hanya bisikan dan hentakan kaki saja, entah apa yang sedang orang lakukan di koridor sana.
Tak terasa malam menyambutku kembali dengan angin dan keheningannya, bintang-bintang berkelipan menghiasi langit dan menemani sang rembulan yang tak pernah lelah menerangi dunia saat malam tiba, Suara-suara binatang pun tidak mau ketinggalan jadwalnya untuk melengkapi suasana. Dan saat ini malamku terasa lengkap meski tak ada yang menemaniku seperti waktu dulu.
Seseorang yang menurutku sempurna di mataku saat itu. Aman, nyaman, susah, dan bahagia aku lakukan dengannya. Tapi sekarang aku mulai menjalani hidupku sendiri tanpanya, karena takdir dan waktulah yang telah menyatukan dan memisahkan kita berdua.
Aku duduk di kursi taman rumahku, langit hitam, sinar rembulan, dan kerlip bintang aku tatap dengan penuh kepastian dalam hatiku. Dalam benak dan pikiranku, yang terlintas hanya dirinya, keadaannya, dan kisah-kisah tentangnya. Beribu pertanyaan aku lontarkan namun tak kunjung ada jawaban sedikit pun.
Rasanya aku ingin Berteriak sekeras mungkin hingga dia mendengar nya, asik dengan lamunanku, tak sadar di sampingku tiba-tiba ada seorang anak remaja menghampiriku dengan mata yang berbinar dan senyuman tulus. Aku sontak kaget dan aku terus menatapnya, dia duduk di sampingku dan bertanya. “kakak sedang sedih yah memikirkan masa lalu kakak?” aku semakin heran dalam hatiku aku bertanya kenapa dia bisa tau tentang semua itu. “kakak tak perlu sedih, coba kaka berfikir. Apakah di dunia ini hanya ada dia saja seorang? dia mungkin bisa membuat kakak bahagia di waktu itu, tapi sekarang kakak malah merasakan sakit yang begitu menyiksa, dengan perbandingan yang begitu signifikan di antara kedua hal itu”. Aku tambah kaget dengan semua yang ia katakan. kata-kata itu begitu membentur buatku, dengan usia yang jauh lebih muda dariku tapi pikirannya sudah begitu dewasa.
“perbandingan yang signifikan bagaimana maksudnya?” aku mencoba bertanya dengan penuh rasa heran.
“coba kakak pikirkan dan renungkan kembali karena kakak yang merasakannya sendiri”. Tiba-tiba anak itu langsung pergi begitu saja, meninggalkan beribu pertanyaan butku.
Aku mencoba merenungkannya, dan baru aku terpikir perbandingan yang signifikan yang dimaksud oleh anak itu adalah ketika rasa bahagia dan sakit yang telah ia berikan kepadaku ternyata lebih banyak kecewa dan sakit hati yang aku rasakan saat ini..
Aku semakin penasaran pada anak itu, ku lihat lewat jendela kamarku ke arah balkon kamarnya, namun tak nampak seorang pun berada disana. Aku beranjak pergi ke luar rumahku, ternyata di taman sebelah rumahku ada anak itu sedang duduk sendiri, aku coba menghampirinya, “de lagi apa disini sendiran?”
“eh kakak, aku ingin menikmati kembali indahnya dunia lewat taman ini” sambil tersenyum dengan manisnya.
“oh iya, kakak sudah tahu jawaban dari pertanyaanku kan?”
“iya de, kakak udah ngerti dengan semuanya, kata-katamu itu yang membut kakak sadar dan berfikir tentang semua hal yang kakak jalani, awalnya kakak tak pernah sedikitpun untuk berfikir sejauh itu.” jawabku tegas.
“Syukurlah jadi sekarang jangan kakak habiskan waktu kakak dengan ketidakpastian yang sia-sia, Tuhan akan memberikan yang lebih baik dari ini. Jika menurut kakak selama ini dia adalah seseorang yang terbaik dan dia sekarang pergi meninggalkan kakak sendiri, pasti Tuhan akan memberikan kembali seseorang kepada kakak yang jauh lebih baik lagi dari itu yakinlah Tuhan itu Maha Adil, jangan sampai penyesalan menjadi akhir dari segalanya”.
Aku tertegun dengan semua ucapan-ucapan anak itu, itu seperti petuah-petuah buatku.
Berhari hari aku isi waktuku bersama anak itu, tapi belakangan ini aku tidak pernah lagi melihat dia yang kebiasaan menghabiskan waktu dan hari-harinya di taman sebelah rumahku. Aku mencoba menanyakan ke rumahnya, “Assalamu’alaikum….” aku mengetok pintu rumahnya.
ternyata yang membuka pintu itu adalah seorang pekerja rumah tangga di rumah itu. “Wa’alaikumslam… Cari siapa yah mba?”
“maaf apakah benar ini rumah Zahra mba?”
“ada apa yah cari non Zahra” dengan nampak raut muka binggung dan kaget.
“belakanagan ini saya tidak melihat dia duduk di bangku taman, padahal akhir-akhir ini saya selalu bersamanya”.
Lalu pembantu itu menceritakan semua tentang Zahra, Ternyata seorang anak remaja yang tangguh, kuat dan pahlawan bagiku dia Sudah menghadap Sang Ilahi 2 tahun yang lalu karena penyakitnya yang diidapnya tak kunjung pulih. Itu semua bagaikan mimpi panjang bagiku, tapi aku bingung rasanya aku seakan mengalaminya begitu nyata, tapi entahlah Allah itu Maha Segalanya mungkin dia memberikan jalan bagiku dengan cara yang seperti itu, yang menurutku tidak masuk akal, namun aku sungguh begitu Bersyukur padaMU Tuhan dengan semua nikmat dan rencana yang begitu agung nan indah.
Kini kehidupan yang aku jalani jauh lebih baik dari pada sebelumnya, aku sudah berumah tangga. Ternyata semua perkataan yang pernah diucapkan anak itu kepadaku benar adanya. Sekarang aku mempunyai seorang suami yang benar-benar tulus mencintaiku apa adanya.. Dan saya hidup bahagia dengan di karuniai seorang putri yang cantik dan kuat Seperti Alm. Zahra Nabila Ananda.

Cerpen (Air Mata Pahlawan)


 Cerpen ( Air Mata Pahlawan)
Matahari berjalan pelan dari timur menuju barat, sama seperti kemarin, namun tak sedikit hal yang beda dari masa laluku. Panasnya terik mentari, pekatnya udara, begitu pun benda yang sering ku genggam ini seakan mengalihkan semua mimpi mudaku.
Di hadapan gedung-gedung megah di pelataran kota, pinggir jalan. Hampir setiap hari  seorang kakek tua menjajakan keterampilannya, berharap ada sepatu atau sandal robek minta di perbaiki. Hanya bermodalkan  Jarum Sol dan  gulungan benang di  berangkas kayu khas Tukang Sol Sepatu.
“Aki…Gimana sepatu saya sudah selesai?”. Aki, atau lebih lengkapnya Aki Ucup, begitulah kebanyakan orang memanggilnya. “Oh iya sudah selesai nak”. Anak muda itu pun seketika berlalu, di ratapinya Uang pemberian anak muda tadi seusai mengucap syukur alhamdulillah, Sorot matanya pun kembali pada gerak lalu lalang orang berjalan, dagu sedikit mendongak ke atas, ia bangga, bahagia. Kembali matanya dalam sudut pandang merata, jauh di seberang sana terlihat dua bocah kecil bertubuh dekil asik naik turun bus kota dengan sepucuk kicrik-kicrik dari tutup botol di tangannya. Bhatin Ki Ucup pun menangis, Jelas kicrik itu bukan mainan, tapi sama halnya dengan Jarum Sol ini. Matanya meneteskan air, Sungguh Gedung itu berdiri di atas penderitaan.
Dengan mata berkaca, Aki Ucup menatap kemegahan dan kemewahan  apa yang ada sekitarnya, Kendaraan yang semakin padat merayap, Gedung yang semakin tinggi menjulang membawanya pergi teringat pada cita-cita mudanya yang sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari gedung itu. Yaitu “Indonesia Merdeka”.
72 tahun sebelumnya.
“Lapor komandan, satu pesawat jepang bergerak menuju kita..”. Ucap salah satu prajurit pada komandan Ucup di dalam kereta api.
Dengan perasaan cemas, begitu pun seluruh penumpang di dalamnya. komandan Ucup pun memberikan intruksi strategi pada ke 4 bawahannya, ia pun bergerak ke depan tanpa rasa takut demi ratusan nyawa di dalam kereta. Dalam selang waktu terjadi baku tembak antara prajurit jepang dan indonesia, tak sedikit rakyat tak berdosa kehilangan nyawa. Beruntung tuhan masih memberikan pertolongan setelah kereta tepat berhenti di dalam terowongan untuk berlindung.
“Merdeka…Merdeka…Merdeka”. Itulah selogan yang sering terucap Komandan Ucup tiap kali bertemu teman maupun rakyat sebangsa. Kata “Merdeka” jelas sudah menjadi barang yang paling mahal dan cita-cita semua penduduk rakyat indonesia kala itu. Hidup damai penuh kebebasan tanpa ada yang menindas atau pun di tindas, sesuka hati menggali benih dari kayanya alam tanah air.
Hampir semua manusia dewasa merasakan jatuh cinta pada kekasih, begitu pula dengan Komandan Ucup. Seorang Gadis desa dekat kemah pemukiman para gerilya mampu memikat hatinya. Mereka saling mencinta, akan tetapi cintanya terhalang oleh perjuangan, Selain Orang tua si Gadis sangat tidak setuju puterinya menjalin hubungan dengan seorang gerilyawan, Komandan Ucup pun tak ingin tekadnya untuk memperjuangkan kemerdekaan harus pudar hanya karena cinta.
Hari terus berlalu, indonesia masih dalam kekuasaan jepang. Malam ini Komandan Ucup beserta para pejuang lainnya mengadakan rapat dalam suatu kemah di tempat terpencil. Entah siapa yang telah menjadi penghianat, membocorkan tujuan dan keberadaan mereka. Sekelompok prajurit jepang tiba-tiba mengepung kemah, beruntung beberapa dari pejuang termasuk komandan Ucup berhasil meloloskan diri dari kepungan. Hanya saja, Kaki Ucup kini sulit berjalan normal seperti biasa, tembusnya peluru panas di betis kaki Komandan Ucup hingga memburuk karena terlambat mendapatkan perawatan, membuat salah satu kakinya harus di Amputasi.
Kini Komandan Ucup hanya bisa duduk diam di bale-bale rumahnya, semangat yang masih berkobar ini terpaksa harus sirna. Hanya do’a yang bisa ia bantu untuk Tanah airnya.
17 Agustus 1945, Amerika menghancurkan kota Hirosima dan Nagasika di jepang. Jepang mengalami krisis kepemimpinan dan jepang menarik semua prajuritnya dari indonesia, Presiden soekarna pun langsung mendeklarasin Teks kemerdekaan indonesia.
“Merdeka..Merdeka..Merdeka..”

Merah putih berkibar di seluruh  indonesia, semua rakyat indonesia bergembira. Komandan Ucup pun menangis penuh bahagia diatas tongkatnya. “Terima kasih ya tuhan..Merdeka..Merdeka..” Ucap Komandan Ucup, menuju keluar merayakan kemerdekaan.

cerpen (perjuangan ibu)

 cerpen (perjuangan ibu)

Teman-temanku bilang aku bodoh. Guruku bilang aku anak yang tak bisa menerima pelajaran dengan cepat. Dan aku juga merasa begitu. Namun, hanya satu yang selalu memberiku semangat ketika aku hampir jatuh, ketika aku hampir putus asa. Ia adalah IBUku.
Bapak telah putus asa mendidikku. Sekarang dia tidak peduli bagaimana nasibku. Kami bukanlah orang yang tak mampu. Kami keluarga yang sangat sederhana, tidak kaya dan juga tidak miskin. Setiap malam ibu selalu menemaniku belajar. Walaupun terkadang dia tidak sabar mengajariku yang sulit menerima penjelasan darinya. Tapi ia tak pernah putus asa. Dia yang mencarikanku sekolah baru setiap aku tidak naik kelas. Aku memang anak yang bodoh. Kerena kebodohanku, aku tidak naik kelas berkali-kali dan aku juga pindah sekolah telah berkali-kali.
Kali ini, Ibu membawaku ke sebuah sekolah kecil di luar kota Surabaya. Aku diterima dengan baik di sana. Kulihat Ibuku berbincang-bincang dengan salah satu guru di sekolah ini. Ibu sangat gigih dan bersemangat untuk menyekolahkanku. Bagaimana bisa aku membalas jasa-jasanya.
“aku harus semangat! Aku harus sukses!” ucapku tegas namun dengan suara lirih. Ibu menghampiriku dengan langkah-langkah cepat. Aku tersenyum padanya dan dia juga tersenyum padaku.
“Dodi, ini sekolah barumu. Mulai besok kamu bisa belajar di sini.” Ucap Ibu sambil menatap kelas-kelas yang berisi siswa-siswi SMP. Aku mengikuti arah pandangannya. Seharusnya aku sudah menjadi anak SMA. Setelah puas menatap anak-anak yang sedang belajar itu, aku kembali beralih pada Ibu. “suka kan?” tanyanya padaku. Aku hanya membalasnya dengan anggukan. “ya udah, kita pulang dulu. Besok Ibu anterin kamu ke sini.” Aku mengekor di belakang Ibuku. Kutatap tubuhnya yang semakin mengecil. Atau karena aku semakin tinggi? Terkadang aku merasa Ibu selalu menganggapku seperti anak kecil. Selalu menemaniku belajar. Walaupun aku tahu, hal itu dilakukannya karena kebodohanku.
***
Keesokan harinya. Ibu membawa semua barang-barangku ke mobil. Aku bingung melihatnya. Namun, aku tak berani bertanya ketika kulihat Bapak menghampiriku dengan tatap tajam. “ngapain kamu masih berdiri di situ? Cepet bantu Ibumu!” bentaknya padaku.
Aku langsung melaksanakan perintah. Kuangkat semua barang-barangku dari kamar. Begitu selesai, aku langsung masuk mobil dengan seragam SMP melekat di tubuhku. “barang-barangku mau dibawa ke mana, Bu?” tanyaku hati-hati. Ibu menoleh dan hanya menjawabnya dengan senyuman.
Kami kembali datang ke sekolah yang kemaren kukunjungi bersama Ibu. Aku baru tahu kalau sekolah itu mempunyai sebuah nama. Taman Madia. Disinilah aku akan sekolah. Sekarang, dan semoga sampai seterusnya.
Aku menoleh menatap Ibu dan Bapak yang kembali sibuk menurunkan barang-barang dari mobil. Aku kembali bingung. Aku mulai khawatir dengan apa yang dilakukan ke dua orangtuaku. Apa mereka telah putus asa mendidikku? Dan mereka ingin aku pergi dari rumah.
Guru yang kemaren sempat berbincang-bincang dengan Ibuku menghampiriku. Dia mengajakku memasuki sebuah deretan kamar yang sepi. “asramanya masih sepi. Soalnya anak-anak banyak yang sekolah.” jelasnya. Kekhawatiranku semakin memenuhi kepalaku. Asrama? Aku sering mendengar kata asrama dari teman-teman sekolahku yang dulu. Mereka bilang tempatnya ramai dan kotor.
“Dodi.” Seketika aku menoleh. “kamu akan tinggal di sini. Sampai kamu lulus SMP.” Jelas Ibuku. Aku menatapnya tak percaya.
“aku nggak boleh pulang?”
“kamu boleh pulang kalau sudah liburan, Dodi.”
“tapi, Bu…”
“nggak ada tapi-tapian. Kamu harus belajar, jangan cuma bisa nyusahin orangtuamu.” Ucap Bapak tegas dan sedikit membentakku. Aku langsung menunduk patuh. Tak lama setelah itu, Bapak dan Ibu meninggalkanku dengan seorang guru yang menatap kepergian orangtuaku.
***
Malam ini aku belajar dengan teman-temanku. Tidak ada lagi Ibu yang menemaniku. Tidak ada lagi suara Ibu yang menjelaskan tentang pelajaran dan PR-PR yang harus kukerjakan. Kulirik semua teman-teman baruku yang sedang serius belajar.
“nilai matematikamu berapa?”
aku menatap anak laki-laki dengan rambut keriting.
“kamu dapet nilai bagus.”ucapnya pada salah satu temannya. “aku dapet nilai jelek.” Katanya lagi dengan wajah murung. Lalu tiba-tiba dia kembali tersenyum. “nggak apa-apa deh. Dengan nilai ini berarti aku harus berubah. Berubah biar aku belajar lebih giat dan lebih rajin lagi.”
Mendengar kata-katanya. Aku mencoba belajar lebih serius. Dan mencoba membaca pelajaran sejarah. Karena pelajaran yang paling kusukai adalah sejarah.
Keesokan harinya. Aku mencoba menyimak pelajaran yang diberikan oleh guru. Pertama pelajaran matematika. Pelajaran yang paling sulit bagiku. Walaupun sudah kucoba tapi aku tetap kesulitan untuk mencernanya. Kedua pelajaran biologi. Pelahjaran ini juga terasa sulit untuk kucerna. Tapi aku berjanji pada diriku sendiri. Kalau nanti malam aku belajar sungguh-sungguh, aku pasti bisa.
***
Hari berlalu begitu cepat. Bagaikan angin yang baru saja melintas didepanku. Kubuka mataku dengan satu helaan napas. Sudah satu bulan aku berada di asrama Taman Madia. Hari ini aku akan menghadapi ulangan sejarah. Aku sudah belajar hingga larut malam. Dan aku berharap nilaiku akan lebih dari lima puluh. Hal itu sudah cukup bagiku. Karena nilai-nilaiku dulu selalu di bwah lima puluh.
Dan ulangan telah dimulai. Aku mencoba mengerjakan sebisaku. Dan aku bersyukur, soal-soal yang kukerjakan sama dengan yang kupelajari tadi malam. Begitu selesai. Pak Ikhtar langsung menyuruh kami untuk menukar jawaban kami dengan teman yang berada di samping kami. Ternyata ini merupakan system ulangan dan penilaian Pak Ikhtar. Kami disuruh mengoreksi ulangan teman-teman kami. Begitu selesai, aku langsung menghampiri Ari yng mengeroksi ulanganku. “aku dapet berapa, Ar?” tanyaku sedikit antusias. “nilaimu bagus, Dod. Kamu dapet delapan puluh.”
Seketika kurampas kertas ulanganku yang berada dalam genggaman Ari. Kutatap nilaiku lekat-lekat. Aku tak percaya dengan nilai sejarahku. Aku berjanji akan kukabari kabar bagus ini pada Ibuku.
Pulang sekolah aku langsung berlari ke wartel. Begitu tersambung dan terdengar seseorang mengangkat. Aku langsung menyebut nama Ibu tanpa salam. “Ibu!” kataku setengah berteriak. “halo, Dodi.” Seketika aku terdiam. Ternyata Bapak yang mengangkat telepon. “Ibumu sakit. Kamu bisa pulang?” aku tercekat. Ibu sakit? Aku segera meletakkan gagang telepon dan lari meninggalkan wartel. Aku mulai khawatir dan entah kenapa mataku mulai terasa panas. Aku mencoba menenangkan diriku. Ibu cuma sakit Dodi! Batinku. Aku terus berlari mencari angkot. Yang aku pikirkan hanya satu. Hanya Ibu. Dialah sahabat yang selalu menyemangatiku. Menemaniku dalam keterpurukanku. Membantuku menyelesaikan masalah matematika setiap malam.
***
Rumahku sudah berada di depan mata. Aku semakin mengencangkan lariku dan begitu tiba di halaman. Aku langsung menerjang masuk ke dalam rumah lalu berlari ke kamar Ibuku. Namun, tidak ada siapa-siapa di sana. Kasur Ibu tertata rapi seperti tak pernah ditempati. Aku langsung berlari ke belakang mencari Bapak. Namun aku juga tak menemukannya.
Tujuanku kali ini adalah rumah sakit. Aku kembali berlari ke rumah sakit yang dekat dengan rumahku. Setibanya di rumah sakit. Bagaikan orang gila aku mencari Ibu di setiap ruangan. Dan kutemukan Bapak sedang berdiri di ambang pintu, dia tak menyadari kedatanganku. Aku melangkah dengan cepat dan masuk tanpa bersalaman dengan Bapak.
Kutatap wajah Ibu yang terbaring lemah di atas kasur putih rumah sakit. Ibu semakin kurus dan semakin kecil. Kucium tangannya, kugenggam tangannya yang pucat. Aku tidak tahu Ibu menderita penyakit apa. Yang kupikirkan sekarang adalah keselamatan Ibu. “Ibu… aku punya kabar gembira buat Ibu.” Ucapku lirih dan dengan suara bergetar. Walaupun aku tahu Ibu tidak mendengarnya. Aku tetap ingin mengobrol dengannya. “aku dapet nilai di atas lima puluh, Bu. Aku dapet nilai delapan puluh. Aku sudah buktikan ke Ibu kalau semua kerja keras Ibu berhasil. Ibu berhasil ngajarin Dodi setiap malem.” Air mataku mulai mengalir.
“dodi…” kudengar suara Ibu yang lirih. Aku semakin erat menggenggam tangannya.
“ibumu tidak tidur. Dia hanya memejamkan matanya.” Tiba-tiba Bapak berkata. Aku menoleh sekilas padanya lalu kembali beralih pada Ibu. Ibu terus diam tidak mengeluarkan suara lagi. Sementara kekhawatiranku mulai menyusut.
Tiba-tiba genggaman tangan Ibu semakin melemah. Lima belas menit berlalu dan Ibu tetap diam tak bergerak dan juga tak mengeluarkan sepatah katapun. Aku kembali khawatir menatapnya. Aku mencoba merasakan detak jantungnya. Namun tak ada satu detak pun yang keluar. Aku mulai kebingungan. Bapak juga menyadari sesuatu perubahan. Aku berdiri tak tahan menatap wajah Ibu yang telah pergi. Kenapa begitu cepat? Sementara aku masih belum bisa membalasnya.
Aku mulai frustasi. Siapa yang akan mendukungku sekolah kalau bukan Ibu? Siapa yang akan menyemangatiku ketika aku kesusahan dalam belajar? Siapa yang akan memujiku pintar kalau bukan Ibu? Aku kembali mengingat ketika Ibu mengantarkanku sekolah. mencarikanku sekolah baru. Selalu menanyakan PR. Selalu mendengarkan keluh kesahku. Selalu mendengarkan keluh kesah guru tentang aku. Selalu memberiku motivasi. Selalu memarahiku kalau aku malas belajar. Dia adalah Ibu, sahabat sekaligus guruku di rumah. Tapi aku berjanji. Suatu saat nanti aku akan membuktikannya pada Ibu, bahwa semua itu tidak akan sia-sia untukku.

cerpen (seorang remaja memperjuangkah cita-citanya

cerpen (seorang remaja memperjuangkan cita-citanya)

 ari seorang remaja berusia 17 tahun dari keluarga sederhana dalam kegigihannya untuk mewujudkan cita-citanya dengan harapan dia mampu membuat kedua orangtuanya bangga dengannya.
  ari  lulus sekolah lanjutan tingkat akhir (SLTA) diusianya yang ke 16 tahun. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi harus tertunda lantaran dia tidak memiliki uang untuk biaya studi di perguruan tinggi. Demi mewujudkan harapannya untuk melanjutkan pendidikannya ari mau malang melintang memperjuangkan keinginannya tersebut.
Dengan kondisi keluarga yang hidup serba pas-pasan sulit bahkan tidak mungkin bagi ari  untuk meminta orangtuanya membiayai pendidikannya di perguruan tinggi. Satu-satunya jalan agar tetap bisa melanjutkan pendidikan adalah dengan mencari biaya sendiri. Diusianya yang masih sangat muda dan belum berbekal pengalaman kerja tentunya sulit bagi Ari untuk bisa mendapatkan perkerjaan.
Sulitnya kondisi Ari tidak membuat remaja ini patah arang. Ari terus berusaha memperjuangkan keinginannya. Dia sadar bahwa pendidikan sangat penting baginya. Dia terus berusaha mendapatkan pekerjaan dengan kondisinya yang kurang mendukung. Berbulan-bulan Ari terus berusaha mencari pekerjaan, namun belum juga mendapatkannya. Kegigihan Ari dalam berusaha terus dia lakukan.
Selama berbulan-bulan hingga hampir memasuki satu tahun dia mencari pekerjaan ternyata masih belum ditemukannya. Namun, Ari memang sosok remaja yang tangguh dan tidak mengenal arti lelah. Terus berusaha dan terus mencari peluang. Setiap berita yang dia dapat langsung dia manfaatkan. Meski hasilnya masih belum sesuai harapan, namun dia terus berusaha.
Kegigihan Ari selama hampir satu tahun mencari pekerjaan akhirnya terbayar. Dia lantas mendapatkan telepon dari sebuah perusahaan dimana tiga hari sebelumnya dia memasukkan lamaran. Informasi lowongan kerja tersebut dia dapat dari surat kabar. Pekerjaan yang selama ini dia harap-harapkan akhirnya selangkah lagi dia dapatkan.
Ari mendapatkan panggilan interview. Dia diwawancarai oleh ka. Personalia tempat dimana dia memasukkan lamaran. Hampir 30 menit dia menjalani sesi tanya jawab dengan kepala personalia tersebut. Kendati belum memiliki pengalaman kerja, namun Ari bisa menjawab dengan baik setiap pertanyaan yang diajukan oleh kabag personalia tersebut. 30 menit berselang Ari lantas keluar dari ruangan interview. Ari keluar dari kantor tersebut untuk pulang.
Besoknya, kabar gembira menghinggapi Ari. Dia mendapatkan kabar kalau dia diterima diperusahaan tersebut. Ari langsung diperintahkan masuk kerja keesokan harinya setelah mendapatkan konfirmasi diterima sebagai karyawan baru diperusahaan tersebut.
Sebulan dia bekerja bertepatan dengan pembukaan/pendaftaran mahasiswa baru. Dia pun lantas mendaftarkan diri di sebuah kampus swasta dan mengambil kelas malam karena siangnya dia bekerja. Akhirnya dia berhasil merealisasikan harapannya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.

Jumat, 17 Januari 2014

Cerpen ( Hubungan Terlarang)


Cerpen                                                                 
Hubungan Terlarang
Teringat saatku putuskan hubungan terlarang kita saat itu, saat aku ingin belajar lebih baik lagi, kau begitu murka padaku,” tapi aku lebih takut pada murkanya alloh azzawazalla. Inilah yang paling aku benci dari hubungan terlarang ini, awalnya begitu indah akhirnya begitu rendah tak ada lagi keindahan yang ada saat ini adalah kebencian, hingga aku tau mengapa hubungan itu begitu terlarang, ternyata setelah keindahan itu hilang, yang dating kebencian yang nyata dan hilang pula ukhuwah islamiyah diantara kita. Aku bersyukur aku tersadar sebelum aku tersyungkur, namun yang ku terima hanyalah harapan-harapan palsu dengan harapan yang tak berarti hanya untuk menghalalkan hubungan terlarang.
Maafkan aku, aku lebih rela kehilangan cintamu dari pada aku harus kehilangan cinta sejatiku allohsubhanahu wata’alla, perih ini menjalar begitu saja ketika ku tau kau bersanding dengan yang lain. Anda mainkan perasaanku yang tulus anda bersama wanita lain namun perih ini diganti dengan yang lebih indah itu janji alloh. Dari pada aku menggung perih dari siksa api nerakanya kelak dengan bahagiaku didunia lebih baik aku menanggung perih sekarang dan aku akan mendapatkan yang jauh lebih baik yaitu bahagia dengan pilihannya dan bahagia dengan surganya”.
 Kini ku tau mencintai memang sangat mudah tapi untuk meraih cinta memang sangat sukar. Maka ku mulai belajar untuk mencintai tanpa harus ku terima balik cintanya, namun semua itu tak berlaku pada alloh”, aku mencintainya, dia lebih mencintaiku, aku melupakannya, tapi dia lebih memberikan kasih sayang”. Ketidak adilanku padanya membuat ku semakin jatuh cinta padamu(alloh), hingga ku mampu segera melupakanmu.
Aku memang tak pernah tau apa itu jatuh cinta, setelah aku kehilangan cintaku begitupun dengan apa yang aku rasakan sehingga ku sadar dari kerterpurukan ku.

Manusia Dan Kegelisahan



10. Manusia Dan Kegelisahan
10.1. Pengertian Kegelisahan
·         Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan adalah hal yang tidak terduga rupanya, bisa dirasakan sebelum sesuatu hal terjadi pada saat hal itu terjadi, atau bahkan setelah hal itu terjadi. Sekarang bagaimana kita dapat mengendalikan kegelisahan itu agar tidak berlarut-larut dan menimbulkan efek yang justru mengganggu kehidupan dan perasaan kita. Jadi setiap ada hal apapun yang membuat kita gelisah maka kita harus bersugesti hal yang baik agar membuat kita tenang, dan selalu mengambil hikmah dari apapun yang terjadi. Efek kegelisahan bisa timbul karena ada perlakuan yang tidak positif dari dalam diri kita sendiri. Maka dari karena itu apabila kita melakukan suatu kejadian atau perbuatan harus di usahakan sebisa mungkin menjalankannya dengan baik.

·         Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan(obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
1. Kecemasan Objektif
Adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu di sekitar lingkungannya.     
2. Kecemasan Neorotis
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari hati naluri.Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni ; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebagainya.
3. Kecemasan Moril 
Kecemasan ini disebabkan karena kepribadian seseorang. Tiap kepribadian masing-masing manusia memiliki bermacam-macam emosi antara lain isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa. Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Cara mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir secara jernih dan sehat, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

10.2.     Sebab-Sebab Orang Gelisah.
·         Sebab-Sebab Orang Gelisah
1. Gelisah terhadap dosa-dosa dan pelanggaran yang telah dilakukan.
2. Gelisah terhadap hasil kerja yang kurang memenuhi kepuasan spiritual.
3. Gelisah dan takut akan kehilangan harta dan jabatan.
4. Gelisah dan takut akan menghadapi masa depan yang kelam

·         Contoh-Contoh Orang Gelisa
Didi  anak laki-laki  berumur  10 tahun.  Ia duduk  di kelas  V SO. Pada  suatu  hari ia diberitahu  ayahnya,  bahwa bulan depan ayahnya  dipindahkan  ke kota lain. Mereka sekeluarga  harus  pindah.  Sudah  tentu Didi harus  ikut. Jadi  ia harus  pindah  sekolah di kota tempat ayahnya  bertugas.  Ibu Didi nampak  gelisah, karena tinggal  di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif mengumpulkan   dan memajukan  ibu-ibu.  Lebih-Iebih  Didi, karena  baik di kampung  maupun  di sekolah Didi banyak kawannya.  Karena itu ia takut kalau di tempat yang bam  kelak ia tidak akan merasa  betah.  Bila tidak ikut pindah,  akan  ikut siapa,  ikut pindah  bagaimana di tempat  yang  bam  nanti.  Ia takut pada  bayangannya  sendiri.

10.3.    Usaha-Usaha Mengatasi Kegelisahan
·         Usaha Mengatasi Kegelisahan Ada suatu cara lain yang mungkin juga baik untruk digunakan dalam mengatasi kecemasan tersebut dengan memerlukan sedikiyt pemikiran yaitu,pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya,kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak semua pengalama di dunia ini menyenangkan.Yang ke2,kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita.dan yang ke3,dengan bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita. Ada suatu cara paling ampuh dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang bagaimanapun termasuk kecemasan ini yaitu kita berdoa kepada tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas,sehingga ia mau mengabulkan permhonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadanya.

·         Contoh-Contoh Mengatasi Kegelisahan
Dokter yang menghadapi istri dan anaknya yang sedang sakit, justru tidak dapat merasa tenang, karena ada ancaman terhadap haknya. Dokter tidak dapat berbuat apa apa bila menghadapi keluarganya yang sakit, karena ia merasa khawatir. Dalam hal ini dokter itu harus bersikap seperti menghadapi pasien yang bukan keluarganya.
Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran; pertama tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akiat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi, mengapa hal itu terjadi, apa penyebabnya dan sebagainya. Apabila kita dapat menganalisa akibat yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat mengatasinya, kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya, karena tidak semua pengalaman di dunia ini menyenangkan. Yang kedua kita bersedia menerima akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan keburukan akibat timbulnya kecemasan, dengan demikian kita akan tidak mersakan lagi adanya kerasa kecemasan/kegelisahan dalam jiwa kita.

10.4.        Keterasingan
·         Pengertian keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal,sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasingberarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalahbagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebabdan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidakdapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga iatida dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

·         1 Ayat Al-Qur’an Tentang Keterasingan
Ayat Al-Qur’an Tentang Keterasingan
”Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sungai. Maka,
barangsiapa di antara kamu meminum airnya maka ia bukan
golonganku, dan barangsiapa yang tidak meminumnya maka ia
adalah golonganku, kecuali yang menciduk seciduk dengan
tan ann a
(QS. Al-Ba arah:249å
Kesepian
adalah kondisi dimana seseorang itu merasa sendiri ditempat umum atau ditempat sepi, kesendirian ituu terjadi baik dalam dirinya, hatinya atau pun dalam bentuk fisiknya. kesepian itu suatu yang menyedihkan dan menyakitkan hanya orang orang yang merasakannnya yang mengerti bagaiman rasa sakit akibat kesepian, umumnya orang orang menganggap hal yang biasa dan sepele. namun orang orang yang mengalami kesepian lama lama akan merasakan kesakitan dalam hati dan jiwa mereka. kesepian merupakan penyakit hati yang jika seseorang sudah terlalu larut atau lama didalamnya akan menjadi sulit disembuhkan. seseorang itu menjadi biasa sendiri dan menanggap kesepian itu bagian dari hidupnya.
macam macam penyebab kesepian
frustasi
perasaan bersalah
penolakkan disaat dibutuhkan
ketersaingan
perubahan yang terjadi dalam kehidupannya
hilangnya seseorang yang dianggap dekat dengannya
harapan orang orang disekeliling kita yang tidak dapat dipenuhi
10.5.        Kesepian
·         Pengertian kesepian
erasaan kesepian adalah sebuah fenomena universal yang dapat terjadi pada setiap individu dalam ras manapun, usia berapapun, dan sepanjang kehidupan sejarah manusia. Orang-orang kota yang hidupnya dikelilingi segala fasilitas ternyata ditemukan memiliki rasa kesepian ini. Pada masyarakat urban (perkotaan) yang impersonal lebih mudah ditemukan sebuah kondisi perasaan sepi atau sendiri, dimana individu menemui individu lain tidak sebagai dirinya sendiri, melainkan sebagai bentukan dari tugas-tugas atau kewajiban dalam masyarakat saja.
·         3 macam penyebab terjadinya kesepian
1. Frustasi
2. Sedang terjadi masalah
3. Pikiran yang sedang kalut
·         Contoh contoh orang yang sedang kesepian
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan ketidakpastian. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan istana dengan keadaan luar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana pergi ke tempat yang sepi, mencari hakekat hidup.
10.6.        Ketidak pastian
·         Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.
·         Macam-macam penyebab terjadinya ketidak pastian
Untuk dapat mengatasi ketidak pastian tergantung pada mental si penderita. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling efektif baik bagi penderita ialah pergi ke psikolog. Bila penyebabnya jelas, misal rindu, obatnya mudah yaitu, dengan mempertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi.


10.7.        Usaha-Usaha Mengatasi Ketidak pastian

Usaha - usaha mengatasi ketidak pastian  :

·                 Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maim jalan yang paling baik bagi penderita ialah diajak atau pergi sendiri ke psikolog.

·         Ayat - ayat Al-qur’an dalam mengataasi ketidakpastian :

Berikut ini pernyataan Al-Quran tentang mengatasi ketidakpastian atau keragun dalam contoh keraguan terhadap kitab suci Al-Quran yaitu :
Al-Baqarah (2) : 23
وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُواْ بِسُورَةٍ مِّن مِّثْلِهِ وَادْعُواْ شُهَدَاءكُم مِّن دُونِ اللّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

" Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar . "