Senin, 13 Januari 2014

cerpen


Cintaku dipisahkan oleh maut
Kringg… kringg… bunyi hpku tapi aku tau menghiraukannya karna aku sangat sibuk, banyak kerjaan yang harus aku selesaikan saat itu juga . hp terus bordering dan membuatku sangat marah, lalu aku menjawab dengan marah-marah.“maaf, aku lagi sibuk entar aku aku callback,” akupun tak melihat siapa yang menelepon ku, alangkah terkejutnya waktu aku mendengan suara bunda nya M. NUR AGENG SETIAWAN pacarku.
“nak arin, maaf bunda mengganggu kerja nak arin tapi ini mengenai AGENG. Suara ibunya isa menjadi terisak-isak, akupun melai panik, ada apa sebenarnya  yang terjadi. Dengan nada pelan aku bertanya dengan bundanya ageng. Ada apa dengan ageng, bunda …? Bunda nya lalu menutup teleponnya, akupun panic dan tergesa-gesa akupun meninggalkan pekerjaanku dan Cuma meninggalkan pesan pada sekertarisku, aku kerumah sakit dijakarta untuk menengok pacarku.
Akupun terus melaju kecepatan mobilku mencapai maxsimum, aku tak peduli yang ada dalam fikiranku hanyalah pacarku, ada apalagi dengan dirinya. Memang ageng sakit sakitan dan umurnya tak akan lama lagi tapi aku tak mau kehilangan kekasih yang amat aku cintainya.
Sesampai dirumah sakit Jakarta aku memasuki sebuah kamar dimana aku melihat sesosok orang yang amat ku sayang terkapar dengan bantuan nafas oksigen, lalu aku menghampiri pacarku dan duduk disebelah sambil menggenggam jarinya, dan ternyata pengangan jarinya membuat dia terbangun lalu ia tersenyum manis padaku dan ia bertanya padaku : rin” kok kamu disinih “maaf aku ketiduran tadi jadi gak tau kalau kamu ada disinih.  “istirahatlah sayang, aku baru aja dateng, bunda yang mengabari kalau kamu ada dirumah sakit, sebenarnya kamu kenapa lagi…? Tanya ku sambil ku terus mengelus rambutnya .aku gak tau rin tiba-tiba kepala ku pusing dan aku tak ingat lagi tau-tau aku sudah berada disinih.
Tak lama kemudian ageng mengatakan sesuatu padaku “ rin,maafkan aku yang tak bisa membuatmu bahagia malah membuatmu bersedih aku tau hidupku tak akan lama lagi dan tak mungkin aku bisa menjagamu.aku iklas jika kamu mencintai lelaki lain, ageng hanya ingin melihat kamu bahagia, sebelum ageng melanjutkan bicarannya aku memotong pembicaraannya.
Lalu ku berkata padanya” tak ada lelaki lain yang aku cintai selain kamu, apapun yang terjadi aku akan selalu berusaha menjagamu dan membahagiakanmu, jangan berfikir yang macem-macem, istirahatlah sayang”. Tak lama kemudian dokter memasuki ruangan dan berkata oprasi akan dilakukan. Aku Cuma bisa memberi semangat dan berdoa agar oprasinya berjalan dengan lancar dan berhasil.
1 jam setelah oprasi dokter mengatakan bahwa kondisinya ageng sangat lemah dan oprasinya gagal dan meninggal. Aku langsung lemah dan tak bisa menerima kenyataan. Aku menangis dan terus memanggil namanya, orang tuanya juga tak bisa menerima kenyataan kalau anak laki-lakinya sudah menutup mata untuk selamanya.
Saat pemakaman dilakukan aku tak berhenti-hentinya menangis, aku tak percaya orang yang aku cintai pergi meninggalkanku untuk selamanya. Rasanya aku tak percaya kalau cinta ku terpisahkan oleh maut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar